Arus dan Tegangan Bolak Balik Fisika SMA
Arus
listrik ada dua macam searah atau yang dikenal dengan arus DC dan arus listrik
bolak-balik atau AC (Alternate Current). Arus listrik bolak-balik adalah
arus listrik yang mengalir dalam dua arah dan besarnya selalu berubah terus
menerus sesuai dengan waktunya. Sobat bisa mengatakan arus ini mirip seperti
sebuah fungsi yang nilainya berubah sesuai dengan waktunya.
1. Besaran Arus dan Tengangan Bolak-Balik
Besarnya
arus dan tengan bolak balik dirumuskan dengan
I = Imaks sin
ω t
V = Vmaks Sin ω t
V = Vmaks Sin ω t
Besaran
arus dan tegangan bolak-balik (AC) bisa diukur dengan menggunakan alat ukur
yang disebut dengan osiloskop. Dari pengukuran menggunakan osiloskop
akan didapat tampilan kurva arus dan tenganan bolak balik yang berbentuk mirip
dengan kurva/grafik Sinus. Perhatikan gambar di bawah ini:
Grafik Sinusoidal
Dari
kurva di atas terlihat tengagan dari puncak ke puncak (Vpp) = 2 kali
tegangan maksimum (Vm)
Apa itu Arus dan Tegangan Efektif?
Arus
dan tegangan efektif adalah nilai arus dan tegangan bolak-balik yang
menghasilkan efek panas (kalor) yang sama dengan sauatu nilai arus dan tegangan
searah. Apabila tegangan dan kuat arus diukur dengan alat ukur arus bolak-balik
seperti volmeter, ampermeter AC, atau multimeter, maka nilai yang ditunjukkan
oleh alat tersebut sebenarnya adalah besar nilai efektifnya. Hubungan matematis
antara arus dan tegangan maksimum dan efektif sebagai berikut
Vmaks
= Vef √2
atau
Vef = Vmaks / √2
atau
Vef = Vmaks / √2
Imaks
= Ief √2
atau
Ief = Imaks /√2
atau
Ief = Imaks /√2
dengan
Vmaks = tegangan maksimal (Volt)
Vef = tegangan efektif (Volt)
Imaks = kuat arus maksimal (Ampere)
Ief = kuat arus efektif (Ampere)
Vmaks = tegangan maksimal (Volt)
Vef = tegangan efektif (Volt)
Imaks = kuat arus maksimal (Ampere)
Ief = kuat arus efektif (Ampere)
Apa itu Harga Rata-rata Arus Bolak-Balik
Harga
rata-rata arus bolak balik adalah harga yang dianggap setara dengan harga arus
searah yang tetap memindahkan sejumlah muatan yang sama dalam waktu yang sama.
Besar tengangan dan kuat arus rata-rata dirumuskan
Ir
= 2 Imaks / π
Vr = 2 Vmaks / π
Vr = 2 Vmaks / π
dengan
Ir = kuat arus rata-rata
Vr = tegangan rata-rata.
Ir = kuat arus rata-rata
Vr = tegangan rata-rata.
2. Rangkaian Arus Bolak-Balik
Yang
dinamakan rangkaian arus bolak-balik adalah sebuah rangkaian listrik yang
terdiri atas satu atau lebih beban yang dihubungkan dengan sebuah sumber arus
bolak-balik.
a. Resistor (Hambatan Murni) dalam Rangkaian Arus
Bolak-balik
Rangkaian
yang terdiri atas sebuah hambatan atau tahanan R yang dihubungkan dengan sebuah
sumber arus AC disebut dengan rangkaian resistif. Perhatikan gambar di bawah
ini.
pada
rangkaian resistif, tegangan dan arus akan mempunyai fase yang sama seperti
terlihat pada gambar kurva di atas. Pada rangkaian resistif berlaku rumus
V
= Vmaks sin ω t
I = Imaks sin ω t
Vmaks = Imaks. R
V = I.R
I = Imaks sin ω t
Vmaks = Imaks. R
V = I.R
b. Induktor dalam Rangkaian Arus Bolak-Balik
Rangkaian
induktif adalah rangkaian yang terdiri atas sebuah induktor yang dihubungkan
dengan sumber tegangan AC. Pada rangkaian induktif, beda fase antara tegangan
dan arus adalah π/2 dengan tegangan yang mendahului arus sebesar π/2 atau
bisa sobat sebut arus nya terlambat π/2 dari tegangan. Coba sobat
perhatikan grafik berikut
Pada
rangkaian induktif, apabila arus pada induktor mengalami perubahan, maka akan
timbul gaya gerak listrik antara ujung-ujung induktor yang besarnya dirumuskan
Besar
arus dan tegangan pada rangkaian induktif dirumuskan
I
= Imaks sin ω t
V = Vmaks sin (ωt + π/2) = V maks cos ωt
V = Vmaks sin (ωt + π/2) = V maks cos ωt
Apabila
hambatan pada rangkaian induktif yang dilalui arus bolak-balik didefinisikan
sebagai reaktansi induktif (XL) maka besarnya XL
dirumuskan sebagai berikut:
XL
= ω L atau XL = 2π f L
Vmaks = XL Imaks
VL = XL I
Vmaks = XL Imaks
VL = XL I
dengan
ω = frekuensi sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
L = induktansi induktor
Vmaks = tegangan maksiumum pada induktor (Volt)
VL = tegangan antara ujung-ujung induktor (Volt)
ω = frekuensi sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
L = induktansi induktor
Vmaks = tegangan maksiumum pada induktor (Volt)
VL = tegangan antara ujung-ujung induktor (Volt)
c. Kapasitor dalam Rangkaian Arus Bolak-Balik
Rangkaian
ini disebut rangkaian kapasitif, ia terdiri dari kapasitro C yang dibubungkan
dengan sumber tagangan AC. Pada rangkaian kapasitif, beda fase antara tegangan
dan arus adalah π/2 dengan arus yang mendahului dari pada tengangan
sebesar π/2 (ini terbalik dengan beda fase pada induktor). Grafiknya
sebagai berikut:
Baca
Juga : Rumus
Fisika Kapasitor
Apabila hambatan pada rangkaian kapasitif yang dilalui arus bolak-balik diartikan sebagai reaktansi kapasitif Xc maka besarnya Xc dapa dirumuskan sebagai
Apabila hambatan pada rangkaian kapasitif yang dilalui arus bolak-balik diartikan sebagai reaktansi kapasitif Xc maka besarnya Xc dapa dirumuskan sebagai
C
= kapasitas rangkaian (Farad)
Padar rangkaian kapasitif juga berlaku rumus-rumus sebagai berikut
Padar rangkaian kapasitif juga berlaku rumus-rumus sebagai berikut
I
= Imaks sin ω t
V = Vmaks sin (ωt – π/2)
V maks = Xc Imaks
Vc = Xc I
V = Vmaks sin (ωt – π/2)
V maks = Xc Imaks
Vc = Xc I
V
= tegangan sesaat pada kapasitor (Volt)
Vmaks = tegangan maksimum pada kapasitor
Vc = tegangan antara ujung-ujung kapasitor (Volt)
Vmaks = tegangan maksimum pada kapasitor
Vc = tegangan antara ujung-ujung kapasitor (Volt)
d. Rangkaian Seri antara R dan L
Apabila
resistor dan indukor (R dan L) dirangkai seri lalu dihubungkan dengan sumber
teganan bolak balik maka rumus yang berlaku
e. Rangkaian Seri Antara R dan C
Apabila
hambatan dan kapasitor (R dan C) dirangkai seri lalu kemudian dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak balik maka:
f. Rangkaian Seri R, L, dan C
Apabila
hambatan, induktor, dan kapasitor dirangkai seri lalu dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik maka
1.
Apabila XL > Xc maka rangkaian bersifat induktif , karena q
positif
2. Apabila Xc > XL maka rangkaian bersifat kapasitif, karena q bernilai negatif
3. Apbaila XL. = X c maka rangkaian bersifat resistif, rerjadi resonansi Z = R, q = 0 dengan frekuensi dan kecepatan sudut resonansinya dirumuskan
2. Apabila Xc > XL maka rangkaian bersifat kapasitif, karena q bernilai negatif
3. Apbaila XL. = X c maka rangkaian bersifat resistif, rerjadi resonansi Z = R, q = 0 dengan frekuensi dan kecepatan sudut resonansinya dirumuskan
Rangkaian
penala penerima gelombang radio terddiri atas kapasitor C yang diubah-ubah
dengan kumparan yang induktansinya L. Rangkaian ini berfungsi menyamakan
frekuensi pesawat penerima radio dengan pemancar gelombannya akar bisa terjadi
resonansi.
0 komentar:
Posting Komentar